LAPORAN PERDANA RSPO MENUNJUKKAN KENAIKAN PESAT MINYAK SAWIT LESTARI BERSERTIFIKASI RSPO DI TAHUN 2011

Kuala Lumpur, 5 Maret 2012 – Inisiatif multi pemangku kepentingan, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) melaporkan pertumbuhan Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat (CSPO) yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2011 sebagaimana dicatat dalam tinjauan kualitatif perdananya yang berjudul “Narasi Interpretasi Pertumbuhan CSPO RSPO 2011” (GIN 2011) . GIN 2011, yang pertama dari jenisnya untuk komoditas berkelanjutan, akan menjadi laporan tahunan yang bertujuan mencatat dan menganalisis pertumbuhan dan tren RSPO dan CSPO di pasar global.

Laporan tersebut menegaskan tren peningkatan dalam pasokan dan penjualan minyak sawit berkelanjutan, sejak sertifikasi komoditas tersebut pertama kali diluncurkan oleh RSPO pada tahun 2008. Dari tahun 2009 hingga 2011, pasokan CSPO telah meningkat sebesar 250% (1,357,511 metrik ton pada tahun 2009 menjadi 4,798,512 metrik ton pada tahun 2011) sedangkan volume penjualan meningkat lebih dari 6 kali lipat, sekitar 620% (343,857 metrik ton pada tahun 2009 menjadi 2,490,526 metrik ton pada tahun 2011). Menurut laporan tersebut, pasokan CSPO tahun-ke-tahun pada tahun 2011 meningkat sebesar 73%, mencapai 4,798,512 metrik ton dibandingkan dengan 2,773,567 metrik ton pada tahun 2010, sedangkan volume penjualan tahun-ke-tahun meningkat sebesar 94%.

Lonjakan pasokan yang luar biasa dapat dikaitkan dengan meningkatnya jumlah petani bersertifikat yang mengikuti proses sertifikasi RSPO. Sementara pada tahun 2008, RSPO dapat menghitung 17 pabrik bersertifikat hanya di dua negara (Malaysia dan Papua Nugini), saat ini terdapat 29 perusahaan perkebunan dengan 135 pabrik bersertifikat di enam negara: Brasil, Kolombia, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon – peningkatan jumlah pabrik bersertifikat sekitar 8 kali lipat selama periode 3 tahun.

Darrel Webber, Sekretaris Jenderal RSPO berkomentar bahwa: “Pertumbuhan CSPO telah menunjukkan tren yang meningkat dan jelas mencerminkan kecenderungan standar keberlanjutan terhadap minyak sawit. RSPO memuji upaya para penanam untuk memulai proses sertifikasi dan berkomitmen pada Prinsip dan Kriteria RSPO. Total premi senilai US$21.5 juta telah dibayarkan sampai saat ini kepada petani bersertifikasi RSPO sejak sertifikat pertama melalui sistem Pesan & Klaim di bawah GreenPalm diperdagangkan pada tahun 2008 – dan kami berharap para petani menganggap ini berharga dalam memberdayakan transformasi mereka untuk praktik budidaya berkelanjutan.”

Keanggotaan RSPO juga berkembang pesat dalam satu tahun terakhir. Keanggotaan produsen barang konsumen meningkat lebih dari 60% sedangkan kategori pengecer meningkat sebesar 50% – keduanya terutama dari kawasan Eropa yang merupakan langkah afirmatif dalam mempercepat permintaan CSPO. Kategori pengolah & pedagang juga diintensifkan dengan komitmen penguatan lebih dari 30% di sepanjang rantai pasokan minyak sawit, perkembangan integral lainnya dalam mengubah pasar.

Inti dari semua strategi ini adalah komitmen RSPO terhadap filosofi kami untuk menyelaraskan kepentingan berbagai kelompok negara, organisasi, dan individu melalui proses yang inklusif, partisipatif, dan konsensual. Kami akan melanjutkan keterbukaan, daya tanggap, aksesibilitas, dan akuntabilitas kami. Terlepas dari lanskap yang dinamis, pengejaran kami untuk transformasi untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma tampaknya semakin dekat.” Webber mengulangi.

Jan Kees Vis, RSPO President and Global Director Sustainable Sourcing Development Unilever mengatakan: “Sambil merefleksikan tren dan kinerja tahun 2011, RSPO akan terus maju dengan fokus pada 3 pilar strategis untuk tahun 2012 yang meliputi:

Pilar strategis pertama adalah meningkatkan serapan CSPO di antara permintaan pasar saat ini sambil menembus pasar baru yang besar untuk minyak sawit berkelanjutan. Kami bertujuan untuk mencapainya dengan: mendorong keanggotaan dan kolaborasi strategis di pasar permintaan baru seperti India dan China, meningkatkan keanggotaan di seluruh rantai pasokan untuk lebih fokus pada pemroses & pedagang hingga produsen dan pengecer barang konsumen, melacak komunikasi tahunan tentang laporan kemajuan oleh anggota atas janji mereka terhadap CSPO; dan mempromosikan dan memasarkan penerapan merek dagang RSPO.

Pilar strategis kedua akan difokuskan untuk melanjutkan momentum sertifikasi di negara-negara produsen besar, sekaligus membimbing dan mempercepat sertifikasi di new frontiers. Kami akan melakukan ini melalui keterlibatan dan penjangkauan dalam struktur multi pemangku kepentingan kami dan juga dengan berbagai pemerintah, perusahaan anggota, dan asosiasi; serta memfasilitasi pendanaan dan mekanisme peningkatan kapasitas untuk petani kecil dan perbatasan baru.

Pilar strategis ketiga adalah meningkatkan standar internasional RSPO untuk sertifikasi melalui proses peninjauan Prinsip & Kriteria saat ini, dan mengatasi masalah signifikan seperti emisi GRK dan Perubahan Penggunaan Lahan Tidak Langsung; memandu dan memfasilitasi Prosedur Penanaman Baru dan proses Sertifikasi Rantai Pasokan, berkomitmen untuk menyelesaikan masalah keluhan melalui proses keterlibatan yang konstruktif; dan mengembangkan penerimaan standar RSPO untuk skema internasional lainnya seperti untuk biofuel dan membandingkan standar kami melalui kolaborasi strategis dan sinergis.” Vis berkomentar lebih lanjut.   

Tentang Narasi Interpretasi Pertumbuhan CSPO RSPO 2011 (GIN 2011)

Laporan pertama dan satu-satunya di pasar tentang minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi yang bertujuan menganalisis, membentuk, dan memfasilitasi komitmen dan diskusi menuju minyak sawit berkelanjutan. Sebagai pelopor dalam standar sertifikasi berkelanjutan untuk minyak sawit dan untuk pertumbuhan komoditas yang tak tertandingi dibandingkan dengan inisiatif meja bundar lainnya, RSPO memperkenalkan narasi kualitatif tahunannya untuk berbagi, mengkalibrasi, menganalisis, dan menghasilkan informasi tentang pertumbuhan RSPO dan CSPO serta tren tahunan dasar. Laporan di tahun berikutnya akan dikembangkan dengan menggunakan narasi perdana ini sebagai tolak ukur untuk memvalidasi pertumbuhan, tren dan arah. Ini adalah narasi bermerek RSPO yang akan diedarkan secara global ke semua pemangku kepentingan, anggota, media, analis keuangan, bank investasi, lembaga penelitian, pemimpin opini, pemerintah dan pembuat kebijakan, kedutaan, dewan, inisiatif berkelanjutan, dan pemain minyak sawit non-anggota keliling dunia.  

Laporan ini akan tersedia secara resmi pada 6 Maret 2012 di www.rspo.org.

Tentang RSPO

Menanggapi seruan global yang mendesak dan mendesak untuk minyak sawit yang diproduksi secara berkelanjutan, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dibentuk pada tahun 2004 dengan tujuan mempromosikan pertumbuhan dan penggunaan produk minyak sawit berkelanjutan melalui standar global yang kredibel dan keterlibatan pemangku kepentingan. Kedudukan asosiasi berada di Zurich, Swiss, sedangkan sekretariat saat ini berbasis di Kuala Lumpur dengan kantor cabang di Jakarta.

RSPO adalah asosiasi nirlaba yang menyatukan pemangku kepentingan dari tujuh sektor industri kelapa sawit – produsen kelapa sawit, pengolah atau pedagang kelapa sawit, produsen barang konsumsi, pengecer, bank dan investor, LSM pelestarian lingkungan atau alam, dan lembaga sosial atau pembangunan. LSM – untuk mengembangkan dan menerapkan standar global untuk minyak sawit berkelanjutan.

Representasi multi-stakeholder tersebut tercermin dalam struktur tata kelola RSPO sehingga kursi di Dewan Eksekutif dan Kelompok Kerja tingkat proyek dialokasikan secara adil ke setiap sektor. Dengan cara ini, RSPO menjalankan filosofi "meja bundar" dengan memberikan hak yang sama kepada setiap kelompok pemangku kepentingan untuk membawa agenda khusus kelompok ke meja bundar, memfasilitasi pemangku kepentingan yang biasanya bermusuhan dan pesaing bisnis untuk bekerja sama menuju tujuan bersama dan membuat keputusan dengan konsensus.

- Akhir -