Program pelatihan memberdayakan perempuan petani kelapa sawit

Proyek Pengembangan Kelapa Sawit Indonesia untuk Petani Kecil merupakan inisiatif dari PT Musim Mas, produsen dan pengolah minyak sawit, dan International Finance Corporation (IFC) untuk mendukung petani swadaya dan memastikan bahwa perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelatihan dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam produksi minyak sawit.

Sejak tahun 2015, program ini telah berhasil melatih lebih dari 30,000 petani swadaya di Sumatera, dalam berbagai topik, mulai dari praktik pertanian yang baik yang meningkatkan produktivitas, kesehatan dan keselamatan kerja, hingga pengelolaan lingkungan, dan akses ke pasar. 

Proyek Pengembangan Kelapa Sawit Indonesia untuk Petani Kecil juga memberikan pelatihan manajemen keuangan kepada para istri petani swadaya untuk membantu memperkuat peran mereka sebagai orang yang memegang kendali keuangan atas kegiatan produksi di perkebunan petani swadaya.

Nur'Annisa adalah salah satu peserta pelatihan. Dia dan suaminya memiliki lahan seluas 15 hektar di Desa Rambah Muda, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Indonesia. Suami Nur'Annisa bekerja di ladang dan mengawasi pekerja mereka, sementara dia mencatat pendapatan dan pengeluaran keluarga, terkait dengan perkebunan kelapa sawit mereka di buku catatan yang disediakan oleh The Indonesia Palm Oil Development for Smallholders Project. Catatan ini mencakup rincian seperti output, berapa banyak yang dihabiskan untuk pupuk dan upah buruh tani mereka, serta biaya lainnya.

“Dulu uang masuk begitu saja lalu dibelanjakan tanpa perhitungan. Sekarang saya tahu bagaimana mengelola uang dengan baik dan benar,” kata Nur'Annisa, yang juga menjabat sebagai pengurus Kelompok Tani Tabulampot desa.

Kesetaraan gender dalam Proyek Pengembangan Kelapa Sawit Indonesia untuk Petani Kecil juga terlihat dalam keterlibatan petugas lapangan perempuan yang membantu petani dan penduduk desa. “Sebanyak 30-50% petugas lapangan Proyek Pengembangan Kelapa Sawit Indonesia untuk Petani Kecil adalah perempuan yang direkrut oleh IFC dari daerah setempat, sehingga memudahkan interaksi dan membangun kepercayaan serta hubungan baik dengan masyarakat setempat,” kata Rob Nicholls dari Divisi Petani Mandiri di PT Musim Mas.

“Ini benar-benar perubahan yang positif, karena biasanya perempuan muda tidak diberi kesempatan seperti itu untuk bepergian ke daerah dan berbicara dengan petani kecil, dan menjadi panutan bahwa perempuan dapat melakukan ini,” jelas Rob. "Mereka adalah kunci dari program ini."

Peningkatan keterlibatan perempuan dalam produksi minyak sawit masuk akal tidak hanya untuk kesetaraan gender, tetapi juga secara ekonomi. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memperkirakan bahwa perempuan dapat meningkatkan hasil perkebunan sebesar 20-30%, jika mereka memiliki akses ke sumber daya produktif yang sama dengan laki-laki. Ini dapat meningkatkan hasil pertanian di negara-negara berkembang sebesar 2.5-4%.

“Memastikan perempuan terlibat baik sebagai fasilitator dan penasihat petani kecil, maupun dalam pelatihan dan kelompok petani memang membutuhkan waktu. Tapi pada akhirnya, ini adalah strategi yang sukses," kata Rob.

Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana RSPO mendukung petani kecil dan bekerja untuk meningkatkan kesetaraan gender di sektor kelapa sawit berkelanjutan, kunjungi https://rspo.org/smallholders