Para pemangku kepentingan berkolaborasi dalam Teori Perubahan RSPO

Proyek ToC menggunakan pendekatan multi-stakeholder

Theory of Change (ToC) RSPO secara resmi diluncurkan pada November 2017, pada Pertemuan Meja Bundar Tahunan (RT15) ke-15 di Bali, Indonesia. Awalnya dimaksudkan untuk memperkuat pemantauan hasil dan dampak, serta meningkatkan akuntabilitas, kredibilitas, dan efektivitas RSPO. Proyek ToC dengan cepat menjadi proses utama yang menarik perhatian Dewan Gubernur (BoG), pemangku kepentingan, dan Sekretariat RSPO. Sepanjang pendekatan multi-stakeholder dalam mengembangkan ToC, terbukti bahwa mendemonstrasikan, mengelola, dan mengukur dampak merupakan bagian integral dari keberhasilan (atau kegagalan) RSPO.

Prosesnya dimulai pada pertengahan 2016, ketika sebuah survei tentang prioritas keberlanjutan dibagikan kepada anggota RSPO, untuk membantu mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang di mana para pemangku kepentingan percaya bahwa RSPO harus memfokuskan perhatian dan upaya mereka. Lokakarya dengan anggota dan Sekretariat kemudian diadakan di Kuala Lumpur, dan masukan lebih lanjut dicari pada November 2016, selama Pertemuan Meja Bundar Tahunan ke-14 (RT14) di Bangkok. Pada kuartal pertama 2017, RSPO mengadakan wawancara tatap muka dan kelompok dengan 56 pemangku kepentingan, termasuk peserta dari Sekretariat RSPO, BoG, dan kelompok kerja (Pokja). Orang-orang yang diwawancarai terutama adalah direktur Sekretariat RSPO, serta beberapa anggota BoG dan WG.

'Itu mengeluarkan pemikiran kolektif kami dari kotak khusus sertifikasi'

Pemangku kepentingan utama dari proses tersebut, Johan Verburg, penasehat rantai nilai inklusif di Oxfam, mengatakan, “Saya pikir sudah jelas ke arah mana kita semua ingin pergi, dan apa yang diperlukan untuk sampai ke sana, tetapi memaksakan diri untuk mewujudkannya di atas kertas membantu untuk memunculkan asumsi mana yang kita masing-masing miliki tentang apa yang perlu diubah, dan bagaimana hal itu berkontribusi pada dampak positif pada orang dan lingkungan. Itu juga mengeluarkan pemikiran kolektif kami dari kotak khusus sertifikasi.

Selain melakukan tinjauan terhadap dokumen-dokumen utama RSPO untuk mendapatkan masukan bagi proses pengembangan ToC, sistem pemantauan dan evaluasi lain dengan standar keberlanjutan yang serupa juga dilihat untuk mempelajari dan mengadopsi praktik-praktik yang baik. Selama periode April hingga Juni 2017, beberapa lokakarya diadakan dengan semua pemangku kepentingan utama dalam skala yang lebih besar, untuk memberikan umpan balik dan komentar tambahan pada ToC versi “manusia jerami”.

'Teori Perubahan membantu kami mengidentifikasi prioritas masa depan untuk RSPO'

“Sangat menyenangkan meluangkan waktu bersama orang lain dari kelompok pemangku kepentingan yang berbeda untuk merenungkan, berdiskusi, dan menyepakati visi keseluruhan kami untuk kelapa sawit, dan peran penting yang dapat dimainkan RSPO dalam mencapai visi tersebut,” kata rekan kolaborator di proses Stephen Watson, spesialis praktik pasar di WWF International. “Memiliki Teori Perubahan membantu kami mengidentifikasi prioritas RSPO di masa depan, dan memahami apa yang harus diukur untuk memastikan bahwa RSPO memiliki dampak yang diinginkan dalam skala besar."

Pada bulan Mei 2017, subkelompok anggota BoG dibentuk (dengan representasi penuh dari setiap kelompok pemangku kepentingan) untuk bersama-sama membuat ToC RSPO dengan Sekretariat. Sebuah pertemuan diadakan pada bulan Juni 2017 di London untuk membongkar lebih jauh visi RSPO dan untuk memastikan bahwa makna yang mendasari visi tersebut akan dipahami oleh para pemangku kepentingan utama, karena berfungsi sebagai kompas untuk ToC. Antara bulan Juli dan Agustus 2017, draf ToC ditinjau lebih lanjut, dan telah disampaikan kepada BoG dan disetujui pada tanggal 18 September 2017.

ToC dan materi pendukungnya, termasuk animasi infografis dan video, kini semuanya tersedia di sini.