RSPO memperkenalkan kriteria tambahan lanjutan untuk minyak sawit berkelanjutan

Internasional, 9 Februari 2016 – RSPO meluncurkan “RSPO NEXT” sebagai tambahan sukarela untuk Prinsip & Kriteria (P&C) yang ada untuk minyak sawit yang ditanam secara berkelanjutan. RSPO NEXT menetapkan kriteria lanjutan untuk produksi minyak sawit guna melanjutkan perjuangan melawan deforestasi dan emisi gas rumah kaca dari produksi minyak sawit serta memperkuat komitmen hak asasi manusia.

RSPO NEXT adalah inisiatif sukarela untuk anggota RSPO dengan kebijakan di seluruh perusahaan yang melebihi persyaratan RSPO P&C saat ini dan bidang utama lainnya.

Memasukkan kriteria tambahan dan sukarela ini ke dalam skema sertifikasi RSPO berarti bahwa sertifikasi RSPO NEXT dapat memberikan jaminan kepada pemangku kepentingan bahwa kepatuhan terhadap kriteria lanjutan RSPO NEXT ini telah diverifikasi secara independen oleh Badan Sertifikasi terakreditasi, bersamaan dengan kepatuhan terhadap Prinsip & Kriteria RSPO.

Agar memenuhi syarat, pekebun harus menunjukkan bahwa setidaknya 60% dari perkebunan mereka sudah mematuhi P&C inti RSPO, dan harus berkomitmen untuk menerapkan kebijakan RSPO NEXT di seluruh perkebunan mereka. Kebijakan ini harus mencakup:

• Tidak ada deforestasi. Selain mematuhi P&C RSPO dan Prosedur Penanaman Baru, petani kelapa sawit harus memperkenalkan kebijakan tanpa deforestasi yang lebih luas. Kebijakan ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit hanya di daerah di mana vegetasi dan tanah mengandung stok karbon yang rendah, dan akan membatasi emisi CO2 yang disebabkan oleh segala bentuk konversi hutan.
• Tidak ada penanaman di lahan gambut. Sementara P&C merekomendasikan petani kelapa sawit untuk menghindari penanaman di lahan gambut, RSPO NEXT melarang pengembangan lahan gambut setelah 16 November 2015.
• Tidak ada api. Selain larangan penggunaan api untuk membuka lahan seperti yang diatur oleh P&C, petani kelapa sawit harus memiliki rencana dan prosedur untuk mencegah, memantau dan memerangi kebakaran di perkebunan dan di sekitar perkebunan mereka.
• Pengurangan emisi gas rumah kaca. RSPO NEXT mewajibkan petani kelapa sawit untuk memantau, mengelola, dan mengurangi emisi GRK di seluruh operasi mereka (termasuk juga pabrik dan fasilitas lainnya) dan melaporkan status dan kemajuan mereka secara publik. Kriteria ini didasarkan pada persyaratan P&C yang ada untuk meminimalkan emisi GRK dari perkebunan baru.
• Menghormati hak-hak petani dan pekerja. Berdasarkan serangkaian kriteria hak asasi manusia yang sudah ada dalam Prinsip & Kriteria RSPO, RSPO NEXT akan mensyaratkan bahwa jika tidak ada definisi nasional tentang Upah Hidup Layak di negara tertentu, maka penanam minyak sawit harus melibatkan pekerjanya untuk menyetujui persyaratan bersama. Ini juga mengharuskan petani untuk mengembangkan program penjangkauan untuk mendukung petani kecil dengan keberlanjutan dan keterampilan bisnis.
• Penggunaan paraquat, pestisida yang sudah dilarang di Uni Eropa, dilarang berdasarkan RSPO NEXT.
• Peningkatan transparansi dan ketertelusuran. Untuk mendapatkan verifikasi RSPO NEXT, minyak sawit harus dapat dilacak ke perkebunan tempat produksinya.

Pembeli minyak sawit yang ingin mengklaim komitmen RSPO NEXT dapat melakukannya melalui sistem pembelian kredit RSPO NEXT. Kredit akan tersedia hanya untuk pembeli yang sudah membeli 100% minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi melalui sistem rantai pasokan lainnya (Book & Claim, Mass Balance, Segregated atau Identity Preserved).

Persyaratan RSPO NEXT dapat ditemukan di sini.

Datuk Darrel Webber, CEO RSPO: “Dengan menciptakan RSPO NEXT, kami menanggapi permintaan dari beberapa anggota kami untuk memberikan peningkatan berkelanjutan dalam kerangka RSPO bagi mereka yang siap dan mampu melangkah lebih jauh dalam komitmen keberlanjutan mereka. RSPO NEXT adalah tonggak penting dan dapat menjadi tolok ukur industri baru bagi pihak lain yang bekerja keras menuju tujuan bersama kami yaitu 100% Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat”.

Kesepakatan tentang definisi RSPO NEXT diambil pada pertemuan Dewan Gubernur organisasi pada bulan November 2015. Definisi tersebut merupakan hasil dari proses yang transparan dan kolaboratif, termasuk konsultasi publik selama 60 hari, terbuka untuk anggota RSPO dan pemangku kepentingan eksternal. sesuai dengan praktik terbaik ISEAL.

Tentang RSPO www.rspo.org

Menanggapi panggilan global yang mendesak dan mendesak untuk minyak sawit yang diproduksi secara berkelanjutan, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dibentuk pada tahun 2004 dengan tujuan untuk mempromosikan pertumbuhan dan penggunaan produk kelapa sawit berkelanjutan melalui standar global yang kredibel dan keterlibatan pemangku kepentingan. Kedudukan asosiasi berada di Zurich, Swiss, sedangkan sekretariatnya saat ini berbasis di Kuala Lumpur dengan kantor satelit di Jakarta, London dan Beijing.

RSPO adalah asosiasi nirlaba yang menyatukan pemangku kepentingan dari tujuh sektor industri kelapa sawit – produsen kelapa sawit, pengolah atau pedagang kelapa sawit, produsen barang konsumsi, pengecer, bank dan investor, LSM pelestarian lingkungan atau alam, dan lembaga sosial atau pembangunan. LSM – untuk mengembangkan dan menerapkan standar global untuk minyak sawit berkelanjutan.

Kontak untuk Sekretariat RSPO:

Stefano Savi

Direktur Penjangkauan dan Keterlibatan Global

T : +60323021500

E: [email dilindungi]