Siaran Pers: Forum Rantai Pasokan Minyak Sawit Berkelanjutan China 2021 dan Forum RSPO China ke-5

Sejalan dengan kebijakan pembangunan berkelanjutan nasional China, prakarsa pembiayaan ramah lingkungan adalah kunci untuk beralih ke minyak sawit berkelanjutan dan meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati

Chongqing, 20 Oktober 2021: Forum Rantai Pasokan Minyak Sawit Berkelanjutan China 2021 diadakan di Chongqing pada 18 Oktober, mengumpulkan hampir 100 peserta yang menyerukan peralihan ke minyak sawit berkelanjutan untuk meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati melalui kebijakan pembiayaan hijau dan meningkatkan keterlibatan dengan duta pemuda.

Acara yang diselenggarakan bersama oleh Kamar Dagang Pangan dan Produk Asli China (CFNA), Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Kantor World Wide Fund for Nature Beijing (WWF China), dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan termasuk lembaga pemerintah, media, pengolah, produsen, pengecer, dan organisasi sosial berkumpul untuk mempromosikan minyak sawit berkelanjutan di Tiongkok.

Menyelaraskan dengan strategi pembangunan berkelanjutan Tiongkok

Anne Rosenbarger, Global Engagement Manager for Commodities and Finance untuk inisiatif Global Forest Watch di World Resources Institute (WRI) dan Co-chair RSPO, menggarisbawahi perlunya beralih ke sumber hanya minyak sawit berkelanjutan bersertifikat untuk melindungi hutan dan keanekaragaman hayati yang unik dalam diri mereka.

“Minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi RSPO memiliki emisi GRK 35% lebih rendah dan dampak keanekaragaman hayati 20% lebih rendah dari perubahan penggunaan lahan dibandingkan dengan minyak sawit konvensional,” katanya.

“Saya sangat senang dengan peluang untuk meningkatkan penerapan minyak sawit berkelanjutan bersertifikat dan saya yakin China akan memainkan peran utama dalam membantu kami mengatasi beberapa masalah terbesar dalam rantai pasokan minyak sawit. Kami mendukung komitmen China yang lebih luas untuk pembangunan berkelanjutan, yang disoroti oleh janjinya untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.”

Dalam sambutan pembukaannya, Tuan Cao Derong, Presiden CFNA, menyampaikan bahwa Tiongkok telah merilis “Laporan tentang Kemajuan Tiongkok dalam Melaksanakan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (2021),” yang menunjukkan bahwa “Rencana Lima Tahun ke-14” dan tujuan jangka panjang 2035 jelas membutuhkan implementasi mendalam dari strategi pembangunan berkelanjutan untuk mempromosikan transformasi hijau yang komprehensif dari pembangunan ekonomi dan sosial.

“Promosi minyak sawit berkelanjutan sejalan dengan strategi pembangunan berkelanjutan China. Sebagai organisasi perdagangan produk makanan dan pertanian internasional terbesar di China, CFNA selalu mendukung promosi minyak sawit berkelanjutan di China,” kata Derong.

Chief Program Officer WWF China Mr. Zhou Fei berkata, “Karena pemerintah China berkomitmen untuk mempromosikan pengembangan peradaban ekologis dan maju menuju tujuan emisi karbon dioksida puncak pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060, semakin banyak pemangku kepentingan telah membuat komitmen yang signifikan untuk pembangunan berkelanjutan. Transformasi rantai pasokan kelapa sawit yang berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui kerja sama berbagai pemangku kepentingan.”

WWF China menandai kesempatan itu dengan merilis Laporan Kemajuan China Sustainable Palm Oil Alliance (CSPOA).

Diskusi tersebut juga menyediakan platform untuk RSPO China Forum ke-5, di mana para peserta memiliki kesempatan untuk mendengar wawasan terbaru tentang pengembangan minyak sawit berkelanjutan global, inisiatif industri, dan hasil utama.

Tuan Zhong Xiaodong, perwakilan dari Kementerian Ekologi dan Lingkungan Tiongkok, meminta lebih banyak perusahaan untuk bergabung dalam pekerjaan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan dalam Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (CBD) COP15 tahun, dan untuk terus melaksanakan kegiatan yang efektif untuk mendukung keberlanjutan kelapa sawit sebagai salah satu tindakan mendukung kerangka keanekaragaman hayati global pasca-2020.

Mempercepat keuangan hijau

Pembiayaan hijau, yang dapat digunakan untuk mendukung rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan, juga dibahas secara luas di acara tersebut. Hal ini sejalan dengan janji Presiden China Xi Jinping pada COP15 untuk menginvestasikan 1.5 miliar yuan (USD 233 juta) untuk membentuk Dana Keanekaragaman Hayati Kunming.

Lifeng Fang, Forest Program Manager CDP, mengatakan “Sampai saat ini, China memiliki 72 organisasi yang menandatangani Prinsip Investasi Bertanggung Jawab PBB dan 14 bank menandatangani Prinsip Perbankan yang Bertanggung Jawab. Ada 60 lembaga keuangan yang telah menyatakan dukungannya terhadap konservasi keanekaragaman hayati di COP15. Lebih banyak bank dan investor mendukung perusahaan yang mendelegasikan pengembangan rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan.” Wang Ying, Direktur Pembangunan Berkelanjutan dari HSBC Bank (China) dan Ms. Du Hongxia, pakar keuangan hijau dari WWF juga menggemakan hal ini.

Forum tersebut mencakup berbagai sesi interaktif yang memungkinkan perusahaan yang berpartisipasi untuk berbagi pengalaman mereka tentang produksi dan konsumsi minyak sawit berkelanjutan, yang bermanfaat baik bagi pemain hulu maupun hilir. Perwakilan senior dari beberapa bisnis terbesar di dunia juga berbagi tentang praktik terbaik yang digunakan dalam mempromosikan konsumsi minyak sawit berkelanjutan.

Changemakers for Nature, inisiatif duta pemuda yang diluncurkan oleh RSPO dan Wildbound pada tahun 2020, menekankan pentingnya minyak sawit berkelanjutan dan menunjukkan bahwa untuk mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati, diperlukan kebijakan dan program yang efektif untuk menghentikan pembukaan hutan tropis yang masih asli. Mereka menekankan bahwa memilih minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi RSPO tidak hanya akan membantu melindungi hutan hujan dan melindungi keanekaragaman hayatinya yang rentan, tetapi juga akan membantu menciptakan kondisi sosial ekonomi yang adil dalam rantai pasokan minyak sawit global.

Tentang RSPO:

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dibentuk pada tahun 2004 dengan tujuan mempromosikan pertumbuhan dan penggunaan produk kelapa sawit berkelanjutan melalui standar global yang kredibel dan keterlibatan pemangku kepentingan. RSPO adalah organisasi keanggotaan nirlaba, internasional, yang menyatukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor industri minyak sawit termasuk produsen minyak sawit, pengolah atau pedagang minyak sawit, produsen barang konsumen, pengecer, bank dan investor, konservasi lingkungan atau alam LSM, dan LSM sosial atau pembangunan.

Representasi multi-stakeholder ini tercermin dalam struktur tata kelola RSPO sehingga kursi di Dewan Gubernur, Komite Pengarah dan Kelompok Kerja dialokasikan secara adil ke masing-masing sektor. Dengan cara ini, RSPO menghidupkan filosofi “meja bundar” dengan memberikan hak yang setara kepada setiap kelompok pemangku kepentingan, memfasilitasi pemangku kepentingan yang secara tradisional berseberangan dalam bekerja sama untuk mencapai keputusan melalui konsensus, dan mencapai visi bersama RSPO untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma.

Kedudukan asosiasi berada di Zurich, Swiss, sementara sekretariat saat ini berbasis di Kuala Lumpur dengan kantor satelit di Jakarta (ID), London (UK), Zoetermeer (NL), Beijing (CN) dan Bogotá (CO).

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: