Kelapa sawit dan deforestasi: menutup kesenjangan antara komitmen dan tindakan

Untuk menandai Hari Hutan Internasional tahun ini, RSPO dan Friends of Europe mengadakan debat bersama, 'Deforestasi: Dilema Berkelanjutan', dihadiri lebih dari 100 orang di Brussel pada 21 Maret.

Meskipun perbaikan besar dilakukan dalam dekade terakhir, produksi minyak sawit terus mendorong deforestasi hutan tropis. Lebih dari sebelumnya, tata kelola yang kuat dan pendekatan yurisdiksi yang efektif dibutuhkan di negara-negara produsen. Sementara itu, pemerintah hilir perlu melengkapi upaya ini. Deklarasi Amsterdam dan draf resolusi Parlemen Eropa baru-baru ini memberikan sinyal politik yang disambut baik bahwa pemerintah Eropa mengakui tanggung jawab mereka untuk mengatasi deforestasi hutan tropis dengan meningkatkan permintaan akan minyak sawit berkelanjutan bersertifikat.  

Parlemen Eropa melangkah lebih jauh dengan menyerukan aturan yang mengikat dan satu skema sertifikasi wajib untuk Eropa berdasarkan kriteria keberlanjutan minimum.  

Selama debat, MEP Benedek Javor meminta Komisi Eropa untuk segera membuat Rencana Aksi Deforestasi UE yang menangani deforestasi di semua komoditas pertanian sebagai hal yang mendesak.

Sebastien Risso dari Greenpeace Belgia berharap bahwa UE akan menjadi “ekonomi bebas deforestasi” dan setuju dengan seruan undang-undang dan peraturan untuk melengkapi komitmen sukarela dan skema sertifikasi yang ada, yang katanya, “tidak cukup untuk menghadapi urgensi situasi ”.

Namun, Nazir Foead Kepala Badan Restorasi Gambut Indonesia, mengingatkan semua orang bahwa Indonesia telah memberlakukan moratorium perkebunan kelapa sawit baru dan baru-baru ini mengeluarkan sejumlah peraturan.

Sementara itu, HSBC baru-baru ini meningkatkan kebijakan kelapa sawitnya dan Brendan McNamara, Kepala Keterlibatan LSM Global menegaskan komitmen HSBC terhadap RSPO; mengakui pentingnya peran fasilitasi dalam menyatukan organisasi dari semua sektor dan wilayah untuk mengatasi dilema, menemukan solusi terbaik dan paling berkelanjutan.

Mengakhiri deforestasi sejalan dengan mengakhiri kemiskinan. Kelapa sawit menyediakan penghidupan yang layak bagi jutaan petani kecil dan meningkatkan hasil panen mereka merupakan strategi penting untuk mencegah lebih banyak deforestasi.

Yang penting, pemerintah Indonesia dan Malaysia kini telah menetapkan standar Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesia dan Malaysia; perkembangan besar yang secara signifikan akan meningkatkan standar dasar untuk produksi minyak sawit.

Memastikan legalitas dan memperkuat tata kelola di negara-negara produsen merupakan poin yang berulang kali dibuat. UE dapat memanfaatkan pengalaman FLEGT dan Peraturan Kayu UE ketika mempertimbangkan cara terbaik untuk bermitra dengan negara produsen dan sektor ini. RSPO NEXT menawarkan sarana untuk mengimplementasikan kriteria keberlanjutan yang ditingkatkan melalui sertifikasi pihak ketiga. Bisnis dan LSM yang memperjuangkan langkah menuju “nol deforestasi” dan menyepakati metodologi pengukuran Stok Karbon Tinggi sekarang harus bekerja untuk memajukan komitmen tersebut.

Saat ini prioritas kita harus bekerja untuk menutup kesenjangan antara komitmen dan tindakan, untuk memenuhi apa yang telah ditandatangani dan untuk memastikan implementasi yang konsisten dari kriteria dan kebijakan yang diadopsi sejauh ini.

Danielle Morley
Direktur Penjangkauan & Keterlibatan RSPO, Eropa