Prinsip & Kriteria Baru Mengharuskan Anggota Meningkatkan Upaya Perlindungan Anak

Salah satu peningkatan besar dalam Prinsip dan Kriteria (P&C) yang diperbarui dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) berkaitan dengan perlindungan anak – salah satu kelompok paling rentan di industri ini. Secara khusus, P&C yang baru mewajibkan anggota RSPO untuk memiliki kebijakan formal tentang perlindungan anak, proses yang terdokumentasi dan persyaratan bukti penyaringan usia dan pelatihan bagi staf perusahaan tentang perlindungan anak di perkebunan dan petak petani kecil.

Mengapa anak-anak?

RSPO menganggap keselamatan anak-anak dan perlindungan hak-hak mereka atas perkebunan menjadi prioritas. Aspek inti dari hak-hak anak adalah memastikan mereka diberikan lingkungan yang aman dan kondusif, yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan mengeluarkan potensi penuh mereka. Karena kerentanan anak-anak, RSPO selalu mempertahankan larangan tegas terhadap segala bentuk pekerja anak, sejalan dengan hukum internasional¹.

Apa itu pekerja anak?

Pekerja anak adalah pekerjaan yang merampas masa kanak-kanak, potensi dan martabat mereka, dan itu berbahaya bagi perkembangan fisik dan mental mereka. Istilah ini berlaku untuk semua anak di bawah usia 18 tahun.

Tetapi ini tidak berarti bahwa setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun dilarang bekerja. Seorang anak muda dapat dipekerjakan atau terlibat dalam pekerjaan yang tidak berbahaya, dengan asumsi bahwa ada pembatasan perlindungan.

Pemahaman yang lebih bernuansa tentang realitas di lapangan

Sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan untuk melindungi anak-anak dan mengurangi kemiskinan melalui penciptaan mata pencaharian yang berkelanjutan. Hal ini sangat penting ketika menyangkut keluarga yang mengoperasikan pertanian kecil.

Saat mereka bekerja di pertanian, keluarga diketahui menjaga anak-anak mereka bersama mereka. Salah satu alasannya adalah untuk menjaga agar biaya tetap rendah, tetapi faktor budaya dan praktik juga ikut berperan – lebih aman untuk menjaga anak bersama orang tuanya saat mereka bekerja, daripada meninggalkan mereka sendirian dan karenanya berisiko. Inilah mengapa ketika mencoba menemukan bukti pekerja anak, penting untuk menanyakan:

• Apakah pekerjaan yang dilakukan anak tersebut berbahaya secara mental atau fisik, atau berbahaya bagi anak tersebut?
• Apakah hal itu mengganggu dan/atau menghilangkan kesempatannya untuk bersekolah?

Sekretariat RSPO dan anggota organisasi telah bekerja keras untuk mengatasi banyak masalah ini dan mengusulkan solusi praktis – tidak hanya melalui proses tinjauan Prinsip dan Kriteria (P&C) terbaru RSPO tetapi juga melalui studi seperti Program Kelapa Sawit Hak Anak dan Prinsip Bisnis untuk perkebunan kelapa sawit di Indonesia, bermitra dengan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF). Percontohan menjelaskan bahwa memiliki kebijakan dapat membantu perusahaan mendeteksi kesenjangan dengan lebih baik dan mencegah terjadinya pekerja anak.

Hak anak dan petani swadaya

Meskipun terdapat kriteria khusus untuk memastikan bahwa unit perkebunan bersertifikat bebas anak, standar bagi petani swadaya saat ini sedang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka.

Dari prinsip hingga tindakan

Sekretariat RSPO akan mengembangkan pedoman dan praktik manajemen terbaik untuk menghapus pekerja anak di perkebunan kelapa sawit. Bagian dari upaya tersebut melibatkan pengembangan perangkat untuk perlindungan hak anak bagi para anggotanya.

Untuk tujuan ini, kami akan terus memperbarui anggota dan pemangku kepentingan tentang status dan kemajuan inisiatif yang berkaitan dengan hak anak – tanggung jawab bersama yang berada di pundak semua pelaku di seluruh rantai pasokan.

¹ Konvensi Hak Anak; Konvensi Usia Minimum ILO 1973 (No. 138); Konvensi Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 1999 (No. 182).

² Pekerja muda berusia 15 tahun, atau di atas usia minimum kerja, tetapi di bawah usia 18 tahun.