Hampir 5000 Petani Swadaya Bersertifikat di Sierra Leone

Minyak kelapa sawit memiliki tempat yang signifikan di wilayah Afrika. Kelapa sawit berasal dari Afrika — penggunaannya sebagai tanaman pangan dasar sangat penting bagi penduduk daerah khatulistiwa di Afrika sejak 3000 SM di Mesir. Saat ini, wilayah Afrika diperkirakan memiliki lebih dari 4 juta hektar area produksi kelapa sawit di lebih dari 22 negara. Sebagai pasar minyak sawit yang sedang berkembang, kawasan ini menyumbang sekitar 5% dari produksi minyak sawit global, dan setidaknya 10% dari permintaan minyak sawit global. Menjadi perbatasan baru untuk perluasan kelapa sawit komersial, ada investasi yang sedang berlangsung di sektor ini, dengan proyeksi peningkatan eksponensial di area lahan di bawah produksi kelapa sawit komersial. 

Produksi kelapa sawit di wilayah ini didominasi oleh beberapa ratus ribu petani kecil, dengan luas lahan sekitar 1-2 hektar, yang diperkirakan mencapai rata-rata 70% dari total area produksi. Perkebunan kecil ini memiliki peluang besar untuk perbaikan berkelanjutan karena dihadapkan pada tantangan praktik pengelolaan yang buruk, bahan tanam yang buruk, dan hasil panen yang sangat rendah (rata-rata 2-4 ton TBS per hektar). Perkebunan komersial mencakup kurang dari 30% area produksi yang dikelola dengan lebih baik dan menghasilkan lebih banyak (rata-rata 16-18 ton TBS per hektar). 

Pencapaian tonggak sejarah
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, RSPO dengan bangga mengumumkan pencapaian penting — Kelompok Petani Swadaya pertama di Afrika telah disertifikasi oleh RSPO. Grup Ngoyaï Gbaayegie, dalam jangkauan Goldtree Sierra Leone Ltd., telah memperoleh sertifikasi yang mencakup 4,983 Petani Swadaya yang memiliki total lahan seluas 8667 hektar. Ini adalah satu-satunya kelompok Petani Swadaya bersertifikat terbesar di seluruh wilayah sampai saat ini dalam hal jumlah petani. Grup Ngoyaï Gbaayegie telah disertifikasi untuk Milestone B, fase terakhir dalam pendekatan sertifikasi bertahap Petani Swadaya.

Hal ini dimungkinkan melalui Dana Dukungan Petani RSPO (RSSF), dengan dukungan teknis dari Departemen/Unit terkait di Sekretariat RSPO. Implementasi di lapangan dilakukan oleh Goldtree Sierra Leone Ltd. yang merangkap sebagai Group Manager. 

“Petani kecil diperkirakan menyumbang rata-rata 70% dari produksi minyak sawit di Afrika,” kata Elikplim Dziwornu Agbitor, Kepala RSPO, Afrika. “Dengan visi RSPO untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma, dan mantra organisasi tentang inklusivitas, sangat penting bahwa petani kecil kelapa sawit Afrika disertakan dalam rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan Menjadi kelompok petani kecil tersertifikasi pertama di Afrika, pengalaman dan pelajaran dari proses sertifikasi kelompok Ngoyaï Gbaayegie akan menjadi cetak biru dan inspirasi bagi mensertifikasi kelompok petani kecil lainnya di wilayah tersebut."  

“Kami berterima kasih atas dukungan kuat dari Goldtree Sierra Leone Ltd. yang sangat penting dalam membawa petani Sierra Leone ini meraih sertifikasi,” kata Aaina Karina, Perwakilan RSSF. “Melalui RSSF, sungguh merupakan tonggak sejarah untuk dapat melihat proyek pertama di Afrika yang telah memperoleh sertifikasi RSPO.”

Audit dilakukan oleh SCS Global Services, dengan pelatihan petani dan program pelatihan master dilakukan oleh Akademi Pelatih Petani Kecil (STA) RSPO, yang memainkan peran penting dalam memastikan sertifikasi kelompok petani kecil.  

Petani tentang tantangan dan dampak positif 
Sebelum menerima pelatihan, petani kecil menghadapi berbagai tantangan di perkebunan mereka, termasuk kondisi kebun yang tidak tepat, kurangnya Alat Pelindung Diri (APD), dan hasil panen yang rendah karena kurangnya pelatihan teknis. 

MJ Kamara, seorang petani dari Ngoyaï Gbaayegie Group, berbagi, “Sebelum RSPO datang, saya tidak punya waktu untuk mengurus perkebunan atau memanen buah. Sekarang dengan pelatihan teknis yang telah diberikan RSPO kepada kami, kami sekarang dapat menerapkan apa yang telah kami pelajari dalam pemeliharaan kebun.” 

“Saya selalu menghadapi tantangan dalam melakukan manajemen terbaik di kebun saya, saya tidak memiliki pengetahuan tentang pemangkasan, penyiangan,” kata petani kecil Musa Morray. “Kami tidak pernah mengemas dahan buah setelah dipangkas, sehingga dulu tersebar di seluruh perkebunan. Perkebunan tidak dalam kondisi yang baik sehingga produktivitasnya sangat rendah.”

Petani kecil Vandi Samai menambahkan, “Sebelum RSPO memberikan pelatihan dan dukungan, kurangnya pengetahuan teknis kami menyebabkan rendahnya hasil panen, jadi kami mengambil pinjaman untuk mempertahankan operasi pertanian. RSPO telah memberikan dampak positif bagi kehidupan kami. Sekarang, kami telah mempelajari praktik yang lebih baik untuk meningkatkan hasil sekaligus mengurangi biaya sehingga kami tidak perlu bergantung pada pinjaman lagi untuk beroperasi.” 

Dukungan teknis dan pelatihan RSPO yang disampaikan oleh Goldtree telah mengatasi banyak masalah ini dan diterjemahkan ke dalam praktik pertanian yang lebih baik dan produktivitas yang lebih tinggi. Dengan dampak positifnya, kabar sertifikasi RSPO disambut hangat oleh beberapa petani kecil. 

“Kami mengapresiasi RSPO atas pelatihan teknisnya, sekarang tingkat produksi perkebunan kami meningkat pesat, kami merealisasikan produksi yang lebih tinggi. Kami berharap dapat terus berkolaborasi dengan RSPO dan Goldtree,” kata Kamara.

“Saya ingin berterima kasih banyak kepada Goldtree dan RSPO, kami sangat senang, ini adalah sertifikat semua orang,” ungkap Eric Senesie, Sekretaris dan juru bicara Ngoyaï Gbaayegie Group. “Kami dapat menempatkan struktur utama di komunitas yang berbeda, sehingga lebih mudah untuk menyebarkan informasi dan berkoordinasi secara efektif untuk proyek ini.”

Steven Lansana, Sekretaris Jenderal Grup Ngoyaï Gbaayegie, berkata, “Saya ingin mengungkapkan perasaan semua petani, kami sangat gembira atas sertifikat tersebut, bahkan pertanian kami tertata dengan baik. Sekarang kami bisa bangga dengan hasil kami, itu membuat kami sangat senang telah berhasil.”