Komite Tetap Assurance: Peninjauan Setahun

Sejak pertemuan pertamanya di Bangkok pada November 2019, Assurance Standing Committee (ASC) terus mengarah ke arah yang positif, berusaha menggabungkan pendekatan sistematis untuk cakupan pekerjaannya yang luas, sembari menangani area kesenjangan dalam Sistem Assurance RSPO.

Sepanjang tahun 2020, ASC telah menyelenggarakan empat pertemuan – satu pertemuan fisik di Kuala Lumpur pada bulan Maret, diikuti oleh tiga pertemuan yang diadakan secara virtual melalui Zoom pada bulan Juni, September, dan November karena pandemi COVID-19, dan Forum Assurance perdana, untuk memberikan pembaruan dan mengumpulkan masukan dari pemangku kepentingan terkait, termasuk anggota RSPO dan non-RSPO. Forum Assurance tindak lanjut diadakan pada Desember 2020.

Term of Reference (ToR) ASC juga telah difinalisasi, yang memudahkan penyusunan rencana kerja ASC. Untuk memfasilitasi hal ini, tinjauan independen terhadap pendahulu ASC, Assurance Task Force (ATF), ditugaskan dan diselesaikan pada Juni 2020. Dilakukan oleh konsultan independen, Adam Harrison, salah satu isu utama yang ditekankan dalam laporan tersebut adalah kebutuhan untuk melakukan analisis yang diperlukan untuk menentukan akar penyebab kekurangan dalam Sistem Penjaminan RSPO untuk memandu diskusi dan pengambilan keputusan oleh ASC dengan lebih baik.

Anggota ASC kini telah menyepakati ruang lingkup pekerjaan yang diperlukan, dan Sekretariat RSPO telah melakukan penilaian kesenjangan awal untuk berkontribusi dalam proses ini. Kemajuan yang signifikan diharapkan akan tercapai selama kuartal pertama tahun 2021, dengan rencana aksi ASC yang lengkap disiapkan untuk dibahas pada pertemuan ASC bulan Maret 2021.

Untuk mengatasi masalah audit yang buruk dan kurangnya kapasitas antara Badan Sertifikasi (LS) dan auditornya, Accreditation Services International (ASI) telah ditugaskan untuk merancang pendekatan sistematis untuk menganalisis kinerja LS. Drafnya sedang dalam pembahasan.

Pada 12 November, Dewan Gubernur (BOG) RSPO menyetujui dokumen Sistem Sertifikasi RSPO yang baru, yang berfungsi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang standar RSPO di kalangan auditor. Ini dilengkapi dengan pengembangan panduan audit ketenagakerjaan, yang juga melibatkan ASI. Namun, pembatasan perjalanan karena pandemi COVID-19 telah mencegah dilakukannya uji coba di darat. Namun demikian, ASC akan memastikan dokumen tersebut disosialisasikan untuk pengujian ketika ada pengurangan risiko COVID-19 yang nyata.

Bekerja bahu-membahu dengan Unit Investigasi dan Pemantauan (IMU) RSPO, ASC juga telah memulai pengembangan kumpulan ahli independen untuk meningkatkan proses pengaduan, terutama yang berkaitan dengan Sistem Jaminan RSPO. Dalam hal ini, FireHub RSPO, yang mendaftarkan semua titik panas yang teridentifikasi dalam konsesi RSPO, juga dikembangkan. Itu sedang dalam tahap akhir pengembangan dan saat ini sedang menjalani beberapa pekerjaan penyesuaian kecil oleh IMU.

Untuk tahun 2021, ASC berkomitmen untuk melanjutkan momentum positif dan menyempurnakan lebih lanjut Sistem Penjaminan RSPO. Menurut Ketua Bersama ASC, Michael Guindon, “Meskipun 2020 adalah tentang meletakkan dasar untuk sistem jaminan yang lebih kuat, tahun ini akan menjadi lebih penting untuk pekerjaan ASC.”

“Berbekal pemahaman menyeluruh tentang akar penyebab kualitas audit dan penilaian yang buruk, ASC akan berada dalam posisi yang kuat untuk mengidentifikasi — dan yang terpenting, menerapkan — solusi yang tepat untuk memperkuat dan membuktikan Sistem Jaminan RSPO di masa depan. Tindakan kolektif dan tegas juga akan tetap menjadi prioritas utama, dan ASC bertekad untuk terus bekerja sama dengan Sekretariat RSPO dan Assurance Forum untuk memastikan semua suara pemangku kepentingan didengar dan diperhitungkan,” tambah Guindon.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Komite Tetap Penjaminan, klik di sini.