Konferensi Minyak Sawit Berkelanjutan Afrika menunjukkan momentum untuk minyak sawit berkelanjutan di benua

Diadakan pada tanggal 6 September 2016 di Accra, Ghana, acara tersebut mempertemukan sekitar 300 peserta dari negara-negara Afrika untuk membahas bagaimana bisnis di benua tersebut dapat mengadopsi praktik terbaik dalam keberlanjutan sambil membantu produsen kecil mengakses rantai pasokan minyak sawit global.

Selama konferensi, para peserta dari Afrika meminta Sekretariat RSPO untuk menyampaikan hal-hal berikut:

• Komunikasi yang lebih baik dengan anggota Afrika melalui Sekretariat RSPO dan Dewan Gubernur
• Ketersediaan Manajer Teknis Afrika yang mewakili Sekretariat RSPO di Afrika untuk mengoordinasikan pekerjaan yang ada, menciptakan kesadaran dan mempromosikan RSPO dengan lebih baik di wilayah tersebut
• Ketersediaan lebih banyak penyedia layanan, khususnya asesor dan lembaga sertifikasi yang berbasis di Afrika sebagai bagian dari layanan yang lebih baik dan meminimalkan biaya untuk memenuhi persyaratan RSPO.

Dr Ahmed Alhassan Yakubu, Yang Terhormat Wakil Menteri Pertanian Ghana yang menjadi pembicara utama pada konferensi tersebut, mengumumkan bahwa pemerintahnya sedang membentuk Dewan Minyak Sawit Ghana. Pembicara terkenal lainnya termasuk perwakilan dari Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Kamerun, masyarakat sipil dan LSM pembangunan serta perusahaan swasta yang terlibat dengan industri kelapa sawit di Afrika.

Selama hari kedua konferensi, topik-topik seperti prosedur penanaman baru (NPP), prosedur remediasi dan kompensasi (RaCP) dan Analisis Perubahan Penggunaan Lahan (LUCA) dipresentasikan dan didiskusikan.

Menumbuhkan potensi petani kecil

Sebagai acara sampingan, diadakan Workshop Strategi Petani RSPO dengan sekitar 45 peserta. Sesi ini difasilitasi oleh Yohannes Izmi Ryan dan Julia Majail dari RSPO, yang membahas isu-isu terkini, bersama dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk petani kelapa sawit di Afrika.

Hasil lokakarya akan digunakan dan dimasukkan sebagai masukan untuk strategi dan rencana aksi RSPO untuk petani skala global yang komprehensif, yang akan dibahas dalam rapat Dewan Gubernur RSPO November ini.

Sekitar 30 peserta yang mewakili perusahaan yang terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan pabrik dan perkebunan kelapa sawit mengikuti pelatihan paralel tentang penggunaan Kalkulator PalmGHG.

Mendorong konteks industri kelapa sawit

Konferensi berlangsung dengan latar belakang peningkatan investasi di sektor kelapa sawit di Afrika – membawa serta potensi untuk menyediakan lapangan kerja, meningkatkan ekonomi lokal dan mengurangi kemiskinan pedesaan. Pertumbuhan sektor ini di masa mendatang diharapkan dapat membantu menutup defisit minyak sawit dan memposisikan kawasan ini sebagai pengekspor bersih minyak sawit.

Namun, jika tidak direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, industri yang berkembang ini dapat membawa serta dampak sosial dan lingkungan negatif yang signifikan, yang mengarah pada pemiskinan pedesaan lebih lanjut, konflik lahan, deforestasi, dan perusakan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi.

aspirasi RSPO

Melihat ke depan, keberadaan RSPO merupakan peluang bagi industri kelapa sawit di Afrika untuk melakukan “hal yang benar” sejak awal, terutama bagi negara-negara yang baru memulai di sektor ini. Pemerintah harus memanfaatkan elemen keberlanjutan yang dipromosikan oleh RSPO untuk menarik investor yang bertanggung jawab ke negara masing-masing.

Diharapkan para pelaku usaha yang telah menganut semangat RSPO akan menjadi model untuk pembangunan selanjutnya di kawasan ini. Kerjasama bersama dengan masyarakat sipil dan para ahli sangat penting untuk memastikan manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang di semua lapisan masyarakat.

Untuk melihat gambar dan pembaruan dari konferensi, silakan kunjungi https://storify.com/proforest/aspoc16