Tingkat pengiriman ACOP 2019 mencapai level tertinggi baru 93%

Komunikasi Kemajuan Tahunan (ACOP) 2019 menunjukkan tingkat respons yang menggembirakan dari anggota RSPO dengan beberapa pencapaian baru. Ilmuwan Data RSPO, HS Yen, membagikan data terbaru baru-baru ini dan dengan bangga mengumumkan bahwa meskipun pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, penyampaian laporan ACOP dari anggota Biasa dan Afiliasi mencapai level tertinggi baru sebesar 93%!

ACOP, yang merupakan laporan tahunan anggota RSPO untuk menunjukkan kemajuan dalam memproduksi, mengonsumsi, atau mendukung minyak sawit berkelanjutan wajib bagi anggota Biasa dan Afiliasi setelah mereka menyelesaikan satu tahun penuh keanggotaan, dan bersifat sukarela bagi Rekanan Rantai Pasokan. Selama bertahun-tahun, dokumen yang menghadap ke publik ini telah berubah dari sekadar mencatat volume menjadi memasukkan Rencana Berbatas Waktu (bekerja untuk memproduksi atau membeli 100% minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi), penggunaan Merek Dagang RSPO, dan indikator Tanggung Jawab Bersama.  

“Cakupan ACOP telah berkembang sejak dimulai pada tahun 2009. Tahun ini, bersama dengan subkelompok Dewan Gubernur (BoG), kami telah merampingkan ACOP untuk mengoptimalkan sistem pendataan kami di RSPO,” jelas HS. 

“Tidak diragukan lagi bahwa kami telah membuat langkah besar dalam hal konten dan akurasi ACOP sejak 2018. Kami berfokus pada pengumpulan data yang diperlukan yang kami butuhkan, tidak hanya untuk menceritakan kemajuan volume bersertifikat, tetapi juga peran bahwa volume bersertifikat itu berperan dalam gambaran minyak sawit yang lebih besar, ”tambahnya.

Selama periode pengiriman resmi, yang berlangsung dari 2 Maret hingga 5 Juni, total 1,370 laporan diterima, yang merupakan 83.5%. Ini adalah tertinggi baru, terhadap 81.2% di tahun sebelumnya. Periode penyerahan terlambat dimulai tiga minggu kemudian pada 29 Juni. Ini adalah kesempatan bagi anggota yang berisiko keanggotaannya ditangguhkan, dihentikan, atau menerima peringatan pertama kali, untuk menyerahkan laporan ACOP mereka. Melalui keterlambatan pengiriman, tambahan 159 laporan diterima, yang meningkatkan total tingkat respons menjadi 93.2%. Selain itu, kami menerima cukup banyak kiriman sukarela, terutama dari rekanan rantai pasokan, dengan total 522.

Pengajuan dari produsen barang konsumen dan anggota penanam kami juga mencapai angka tertinggi baru masing-masing sebesar 98% dan 96%. Anggota dari organisasi sosial non-pemerintah (LSM), dan bank serta investor, mempertahankan tingkat respons 100%, serupa dengan tahun sebelumnya. Pengajuan dari sektor lain sama menggembirakannya – pengolah dan pedagang (89%), pengecer (94%), dan LSM lingkungan (97%). Pengajuan dari anggota Afiliasi mencapai 84%.

Selain itu, pekebun swadaya juga mencapai tingkat pengajuan hampir 100% selama periode pengajuan resmi, dengan hanya satu pengajuan yang terlambat. Untuk membantu mereka menyediakan data yang lebih akurat, bagian petani plasma ACOP 2019 diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Thailand, Prancis, dan Spanyol. 

“Keanggotaan RSPO hampir dua kali lipat sejak 2014 dan tingkat respons ACOP tidak hanya mengikuti itu, kami sebenarnya telah melampaui baseline sebelumnya,” kata HS. “Dari 2014 hingga 2016, tingkat respons dasar hanya di bawah 70%, dan sejak 2018 (untuk pelaporan 2017) kami berhasil meningkatkannya hingga 80%. Pada ACOP 2019, kami mencapai puncak baru dengan tingkat respons 83.5% untuk periode pengiriman resmi, dan 93.2% untuk periode pengiriman resmi dan terlambat, ”jelasnya lebih lanjut.

Tahun ini, tim ACOP telah menerapkan sistem verifikasi yang diperluas di mana setiap laporan sekarang diverifikasi secara individual saat masuk, terhadap data audit dan data ACOP sebelumnya, yang membantu mengurangi perbedaan. HS mengatakan bahwa sekitar 70% dari laporan ACOP tahun ini mengandung beberapa bentuk kesalahan, dan timnya telah menghubungi anggota untuk memperbaikinya. “Melalui proses pendidikan ini, kami berharap jumlah ketidaksesuaian dan kesalahan dapat dikurangi dalam pengajuan yang akan datang,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui anggota, RSPO memberikan sanksi kepada anggota Biasa dan Afiliasi yang gagal menyerahkan ACOP setelah menyelesaikan satu tahun penuh keanggotaan. Untuk tahun pertama non-pengajuan, anggota akan menerima peringatan pertama kali. Penangguhan terjadi jika anggota gagal menyerahkan laporan untuk tahun kedua berturut-turut, sedangkan untuk tahun ketiga berturut-turut tidak menyampaikan, mereka akan dihentikan. Tahun ini, daftar sanksi sementara ACOP 2019 pada akhir masa pengajuan resmi adalah 277 anggota, dan setelah penutupan periode keterlambatan pengajuan, diturunkan menjadi 108 anggota, terdiri dari 89 anggota yang menerima peringatan pertama, 17 penangguhan, dan dua penghentian.

Sorotan lain dari ACOP 2019 mencakup total produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi oleh anggota RSPO, yang mencapai hampir 13 juta ton pada 2019, mewakili 17% dari total produksi minyak sawit global. Selain itu, penyerapan oleh pelaku rantai pasokan tetap menggembirakan, dengan volume tersertifikasi masing-masing mencapai lebih dari 50% dan 80% untuk produsen barang konsumen dan pengecer RSPO. Selain itu, penetrasi pasar minyak sawit bersertifikasi RSPO paling tinggi di Eropa dan Amerika Utara, dan kami juga mengamati pertumbuhan di pasar negara berkembang, seperti India dan China (dari basis rendah).

Untuk mengakses laporan ACOP anggota RSPO, silakan kunjungi di sini. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang ACOP, jangan ragu untuk menghubungi tim ACOP di [email dilindungi].