Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu

Petani yakin mereka bisa mempertahankan RSPO dengan jumlah anggota yang terus bertambah 

Gabungan kelompok tani di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, optimistis bisa mengajak ratusan petani lagi mengadopsi praktik berkelanjutan dan mempertahankan sertifikasinya. Ini akan berdampak positif bagi mata pencaharian dan lingkungan mereka di Kabupaten Rokan Hulu, salah satu daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia yang dikelola oleh petani swadaya. 

Anggota Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit (APSKS) Rokan Hulu berasal dari 10 desa di Kabupaten Rokan Hulu. Mereka telah menikmati hasil yang lebih baik karena mereka mengadopsi praktik manajemen terbaik. “Tidak hanya kualitas dan hasil panen yang meningkat, kami juga memperoleh keuntungan finansial dari penjualan kredit RSPO,” kata Ikhsan Gunawan, manajer kelompok Asosiasi, menambahkan bahwa pupuk adalah hal yang paling dibutuhkan petani. 

Dijelaskannya, ada keuntungan yang didapatkan dari membeli pupuk yang dibutuhkan sebagian anggota. “Asosiasi mengalokasikan sejumlah uang untuk membeli pupuk dalam jumlah besar, langsung dari distributor, sehingga anggota dapat menerapkannya sesuai jadwal sesuai anjuran. Kami kemudian mengizinkan petani untuk melunasinya di bulan mendatang. Inilah cara kami mendukung anggota kami.” Ikhsan juga menyebutkan, ke depan, Asosiasi akan membentuk unit khusus yang memungkinkan petani meminjam uang untuk membeli pupuk.  

Sejak awal, Asosiasi telah mempromosikan Kesehatan dan Gizi kepada masyarakat dengan melatih para juara di sepuluh desa. “Sebagian besar pejuang kesehatan dan gizi adalah anggota atau istri dari anggota Asosiasi. Sebelumnya kami hanya fokus pada perempuan di komunitas, tapi sekarang kami lebih fokus pada istri petani dan buruh sawit. Kami ingin mereka sadar akan kesehatan dan gizi keluarganya,” tambah Ikhsan. 

Memasuki tahun ketiga sertifikasi, Asosiasi terus menerima lebih banyak aplikasi petani untuk bergabung dengan Asosiasinya dari sepuluh desa yang dicakupnya. “Kami menggandakan keanggotaan kami pada tahun 2020, satu tahun setelah mendapatkan sertifikasi RSPO. Tahun ini kami lebih selektif dan siap. Kami hanya merekrut petani kecil yang dapat memberikan dokumen lengkap dan diperlukan pada akhir Maret. Hal ini memungkinkan Internal Control System (ICS) untuk mengerjakan Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan dokumen lainnya siap untuk audit penilikan Agustus ini. Kami hanya merekrut 79 anggota baru dari 200 lamaran,” kata Ikhsan. 

Ikshan berharap antusiasme petani lokal meningkat di tahun-tahun mendatang, mengingat 3,000 lebih petani di lebih dari sepuluh desa telah mendapatkan pelatihan tentang praktik manajemen terbaik dan praktik berkelanjutan. Para petani ini dilatih oleh asisten lapangan dari International Finance Corporation (IFC) dan proyek Musim Mas, yang dimulai pada tahun 2016 di daerah tersebut. Asosiasi itu sendiri didirikan atas bantuan proyek IFC-Musim Mas. 

“Kami tidak tahu apa-apa tentang sertifikasi RSPO dan bagaimana cara mencapainya, sampai tahun 2018 ketika proyek memperkenalkan gagasan untuk mendirikan Asosiasi,” jelas Ikhsan. Proyek menetapkan kriteria untuk memilih petani yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan Asosiasi. Karena sebagian besar petani adalah pekebun swadaya yang tidak pernah benar-benar menerima bantuan dari pihak lain, maka status dan kinerja perkebunan kelapa sawit sangat bervariasi. Dia mengingat, Asosiasi tersebut baru berdiri satu tahun sebelum memperoleh sertifikasi RSPO, beranggotakan petani-petani terpilih dari ribuan petani yang telah dilatih proyek tersebut. 

“Fokus kami sejak tahun pertama adalah penguatan manajemen, baik di tingkat desa maupun ICS. Sekarang, kita berada di tahun ketiga. Kapasitas kami telah meningkat, tetapi kami masih dalam tahap belajar. Akan ideal untuk memiliki Training of Trainer yang berkelanjutan untuk ICS kami, sehingga setiap orang dari tim manajemen kami dapat menjadi ahli dan memiliki kepercayaan diri untuk melatih anggota, ”kata Ikhsan. 

Total area yang dicakup oleh proyek
2038.87 ha

Jumlah petani kecil yang mendapat manfaat dari proyek ini
1074 Petani kecil

Jumlah/persentase perempuan yang didukung oleh proyek ini
21.04% perempuan dalam proyek ini

Anggota kelompok berada di tahun kedua menjadi RSPO Certified. Sistem pengendalian internal masih dalam tahap awal, dan mereka membutuhkan bantuan dari pihak ketiga untuk memperkuat kapasitas mereka untuk mempertahankan sertifikasi RSPO Petani Swadaya mereka. 

Dukungan dan pengakuan terhadap upaya ini oleh pemain hilir seperti Produsen Barang Konsumen atau pengecer dapat sangat membantu mendorong petani kecil ini untuk terus disertifikasi. Misalnya, mereka dapat mendukung pelibatan petani swadaya dalam rantai pasokan berkelanjutan dengan membeli Kredit Petani RSPO. Pada akhirnya, akan ada lebih banyak perhatian dan insentif untuk mempromosikan hak-hak pekerja, keselamatan, dan perlindungan lingkungan.  

Jl. SKPD Lintas Sumatera Simpang. Desa Rambah, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu Desa Rambah

Kontak Perwakilan
Ikhsan Gunawan | Ketua | [email dilindungi] |

Haryadi Dwo Atmono
Sekretaris
(+ 62) 812-6738-2557
[email dilindungi]

Kontak Perwakilan

| | |

Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu

Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu