Tentang grup
Jumlah petani kecil: 704 (564 Pria, 140 Wanita)
Total Luas Tanah : 1460.84 Ha
Status: Bersertifikat
Kawasan Lindung: 2.12 Ha
Lokasi grup : Jl. Ahmad Yani Km.50, Kecamatan Pangkalan Lada, Kab. Kotawaringin Barat - Kalimantan Tengah
Negara: Indonesia
Fasilitator yang sedang berjalan:
KISAH PERJALANAN KEBERLANJUTAN
27 September 2021 – Mengadopsi dan mempertahankan praktik produksi kelapa sawit berkelanjutan yang baik telah memungkinkan koperasi petani kecil di Kalimantan Tengah Indonesia untuk mendiversifikasi kegiatannya dan memungkinkan anggotanya memiliki mata pencaharian lain di luar perkebunan.
KUD Tani Subur yang terletak di Desa Pangkalan Tiga di Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, kini memiliki banyak kegiatan dan unit usaha sejak mendapatkan Sertifikasi RSPO pada tahun 2017.
Ketua Koperasi, Sutiyana, mengatakan sertifikasi seperti itu harus benar-benar mendukung keberlanjutan di semua aspek, tidak hanya soal sawit.
“Oleh karena itu KUD Tani Subur selalu berusaha memperkuat struktur organisasinya dan melakukan diversifikasi usaha; sebuah program yang memungkinkan anggotanya memiliki pekerjaan lain dan penghasilan lebih. Bahkan mereka yang tidak bekerja di perkebunan sawit pun bisa menikmati pengalaman yang sama.”
Dikatakannya, Sertifikasi RSPO sebenarnya telah memfasilitasi koperasi untuk belajar banyak hal, tidak hanya tentang keberlanjutan budidaya kelapa sawit tetapi juga kesadaran lingkungan, hukum dan sosial, sehingga membuat koperasi dan anggotanya menyadari bahwa mereka harus memiliki kehidupan yang lebih baik dan lebih baik. mata pencaharian. Ia menyebutkan Tani Subur juga mendapatkan Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada 2017, sertifikasi yang baru akan diwajibkan bagi petani kelapa sawit di Indonesia pada 2025.
Koperasi ini dibentuk pada tahun 1984, jauh sebelum pengakuan industri kelapa sawit di dunia, dan terutama berfokus pada penyediaan bahan makanan pokok, seperti beras, gula dan barang kebutuhan pokok lainnya sehari-hari.
“Tani Subur kini memiliki beberapa kegiatan dan unit usaha antara lain pembibitan kelapa sawit, ternak sapi, minimarket (convenient store), credit union, pusat pengumpulan Tandan Buah Segar (TBS), dan agrowisata. Koperasi juga telah mempekerjakan lebih banyak orang, dan beberapa dari mereka adalah lulusan universitas baru, ”jelasnya.
Hebatnya, kata dia, saat ini ada sekitar 200 orang yang bekerja di koperasi itu, artinya menghidupi 200 keluarga di lingkungan itu.
Dia menjelaskan, unit pembibitan bertujuan untuk menjaga kualitas kelapa sawit dari Tani Subur. Peternakan, lanjutnya, menjadi contoh sistem terpadu, di mana limbah sawit diolah menjadi makanan ternak, sedangkan kotoran sapi digunakan sebagai pupuk organik di perkebunan.
Dengan banyaknya unit usaha, Sutiyana yakin Tani Subur akan bertahan lama meski pasti akan selalu ada tantangan di sepanjang jalan. Memang, ada tantangan berat di sepanjang jalan, akunya.
Pandemi virus corona yang berkepanjangan memaksa hampir semua orang untuk menghentikan atau setidaknya membatasi aktivitas normal, terutama pertemuan tatap muka dan acara besar. “Agrowisata Tani Subur sangat terdampak pandemi. Menawarkan fasilitas rekreasi dan edukasi dan merupakan agrowisata pertama di Indonesia yang terletak di tanah tidak produktif di tengah perkebunan kelapa sawit. Itu menarik banyak pengunjung sejak dibuka pada 2018, tetapi kemudian harus berhenti total beroperasi pada 2020, ”katanya.
Namun berkat harga kelapa sawit dunia yang lebih baik baru-baru ini, koperasi Tani Subur secara umum tidak terlalu terpukul setelah penutupan sementara pusat agrowisata, salah satu unit usaha koperasi yang menguntungkan, tambahnya.
Sutiyana mengungkapkan, meski Tani Subur sukses menciptakan banyak peluang prospektif, para pekebun sawit masih membutuhkan dukungan dari semua pihak seperti masyarakat sipil, pemerintah Indonesia dan RSPO, untuk melakukan lokakarya berkelanjutan dalam manajemen dan administrasi koperasi, manajemen keuangan dan pengembangan bisnis.
“Sertifikasi dalam keberlanjutan merupakan kepentingan setiap pemangku kepentingan di industri sawit sehingga setiap pihak harus selalu mendukung petani mandiri,” ujarnya.
Dampak Proyek
Total area yang dicakup oleh proyek
1460.84 ha
Jumlah petani kecil yang mendapat manfaat dari proyek ini
704 Petani kecil
Jumlah/persentase perempuan yang didukung oleh proyek ini
19.89% perempuan dalam proyek ini
Bagaimana Anda dapat mendukung
Petani kecil Indonesia yang berada di garda depan untuk melindungi ekosistem dan masyarakat lokal memainkan peran penting dalam rantai pasok produksi minyak sawit dunia dengan menerapkan praktik-praktik berkelanjutan.
Anda dapat berpartisipasi agar petani kelapa sawit tetap berada di jalur keberlanjutan dengan membeli Kredit Petani RSPO.
KONTAK GRUP
Kontak Perwakilan
Sutiyana | Manajer/Ketua Grup | [email dilindungi] |
Yohanes Regen
Manajer ICS
(+ 62) 813-4931-8036
[email dilindungi]
GALERI GAMBAR
KUD Tani Subur
KUD Tani Subur
KUD Tani Subur