KUD Pemura

Mentransfer ilmu, dari perkebunan ke pesantren atau madrasah

Melalui pengetahuan tentang praktik berkelanjutan, koperasi petani kecil di sebuah desa di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, Indonesia, telah mendukung program pengembangan masyarakat di lingkungannya dengan mendirikan pesantren.

Koperasi yang bernama Koperasi Unit Desa (KUD) Pemura ini terletak di Desa Bina Karya, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan Indonesia. Anggota berkomitmen untuk berpartisipasi dalam pengembangan masyarakat sebagai program tanggung jawab sosial setelah merasakan manfaatnya sejak koperasi memperoleh Sertifikasi RSPO.

Manajer Kelompok Koperasi, H. Zainudin, mengatakan tahun ini Pemura berharap dapat menerima Sertifikasi RSPO untuk tahun ketiga. “Kami harus mempertahankan sertifikasi karena kami telah merasakan manfaat bergabung dengan RSPO sejak kami mengadaptasi praktik berkelanjutan dua tahun lalu. Kami memperluas keuntungan sekarang dengan mendukung pengembangan masyarakat melalui pendidikan.”

Ia mengatakan, anggota Pemura bersepakat untuk membangun pesantren bernama Al-Istiqomah yang mulai beroperasi pada awal 2020. Dari seratus santri yang belajar di pesantren saat ini, 27 di antaranya tinggal di asrama, dan semuanya adalah anak-anak setempat. dari desa, tambahnya.

Pesantren adalah jenis lembaga pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai dan praktik Islam. Ini tersebar luas di seluruh Indonesia, dan populer di sebagian besar desa.

Zainudin mengatakan, pesantren Al-Istiqomah dilengkapi dengan ruang kelas serta kamar tidur, aula, dan dapur umum, sementara staf di pesantren terdiri dari lima guru, juru masak, dan tenaga administrasi. Yayasan yang menjalankan pesantren telah disahkan dan beroperasi penuh, tambahnya.

Al-Istiqomah siap karena warga Pemura sangat setuju untuk membangun sekolah sebagai kontribusi untuk desa, tegasnya lagi. “Petani menjadi sadar akan praktik berkelanjutan dalam budidaya kelapa sawit, menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Kita hidup dari alam; mata pencaharian kita bergantung pada alam, jadi penting juga untuk mewarisi alam dalam kondisi yang baik dan mewariskannya kepada generasi berikutnya, anak-anak kita. Sedangkan mendidik anak juga merupakan upaya mempersiapkan generasi penerus.”

Berkat Sertifikasi RSPO beserta proses yang meliputi sosialisasi dan sesi pelatihan, para petani menerima pengetahuan tentang nilai konservasi tinggi untuk budidaya kelapa sawit berkelanjutan; sebuah kondisi dinamis yang membawa mereka untuk mentransfer bentuk ilmu lain kepada santri di pesantren, tambahnya.

Koperasi Pemura, kata dia, juga terlibat dalam proyek pembangunan jalan kecil sebagai bentuk partisipasi lain dalam rencana pembangunan masyarakat di Desa Bina Karya. “Sebenarnya ini bukan pembangunan jalan karena ini daerah pedesaan, tapi pemadatan tanah dengan kerikil atau material lain.” Inilah yang dapat kami lakukan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.”

Petani umumnya menikmati manfaat Sertifikasi RSPO, katanya. Tantangan bagi Koperasi, bagaimanapun, masih ada, terutama bagaimana menjaga semangat para petani untuk mengikuti standar praktik berkelanjutan yang tinggi. “Makanya kami rutin mengadakan pertemuan untuk membahas semuanya. Karena Koperasi terdiri dari 15 kelompok tani, pertemuan dan diskusi dapat diadakan di lokasi yang berbeda sesuai keinginan mereka.”

Saat ini, Koperasi berharap mendapatkan pendampingan bagaimana menjalin komunikasi yang lebih baik dengan pembeli kredit sehingga pembayaran dapat dilakukan tepat waktu tanpa penundaan. “Sering kali, kami harus menunggu begitu lama untuk mendapatkan pembayaran. Kami tidak tahu kepada siapa kami bisa mengadukan dan mengkomunikasikan situasi seperti ini yang terkadang menjadi masalah,” katanya, menambahkan Koperasi juga membutuhkan bantuan dalam rencana audit karena biayanya mahal.

Pemura sekarang mengharapkan untuk mendapatkan Sertifikasi RSPO ketiga. Koperasi berkomitmen untuk mempromosikan produksi minyak sawit berkelanjutan sesuai dengan Prinsip dan Kriteria RSPO dan siap menghadapi peluang baru. Mereka mengalami kemajuan dan semakin tangguh menghadapi industri kelapa sawit dengan standar keberlanjutannya yang ketat.

Total area yang dicakup oleh proyek
918 ha

Jumlah petani kecil yang mendapat manfaat dari proyek ini
459 Petani kecil

Jumlah/persentase perempuan yang didukung oleh proyek ini
11.33% perempuan dalam proyek ini

Anggota kelompok telah berkontribusi dalam pengembangan sekolah setempat setelah mendapatkan sertifikasi RSPO. Mereka membutuhkan bantuan dari pihak ketiga untuk memperkuat kapasitas mereka mempertahankan sertifikasi RSPO ISH mereka. Upaya ini patut diapresiasi oleh para pelaku hilir seperti Produsen Consumer Goods atau pengecer. Tolong beri kami dukungan dalam rantai pasokan berkelanjutan dengan membeli Kredit Petani RSPO. Akan ada lebih banyak perhatian dan kegiatan terhadap pengembangan masyarakat dan perlindungan lingkungan.

Kontak Perwakilan
Zainudin | Manajer/Ketua Grup | [email dilindungi] |

Ahmad Wujud
Wakil Ketua
(+ 62) 822-8218-2938

Kontak Perwakilan

| | |