Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM)

Kelompok petani kecil menyiapkan peluang baru untuk masa depan yang lebih baik

Setelah menerapkan budidaya kelapa sawit berkelanjutan, kelompok petani swadaya di Provinsi Jambi, Indonesia telah tumbuh dengan baik dalam beberapa tahun terakhir dan karenanya mampu menciptakan peluang baru bagi anggotanya dan masyarakat di daerah tersebut.

Kelompok yang diberi nama Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM) ini terletak di Desa Pulau Pauh, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, dan kini beranggotakan 318 orang. 

Group Manager kelompok tani M. Suhaili mengatakan, FPS-MRM mendapatkan Sertifikasi RSPO pada tahun 2017 setelah para petani kelapa sawit mandiri di daerah tersebut disosialisasikan dan dilatih dengan praktik-praktik berkelanjutan oleh lembaga swadaya masyarakat lingkungan, Setara Jambi.

“Awalnya sulit untuk membuat petani tertarik. Misalnya, kami mengundang sekitar 30 petani untuk membahas praktik berkelanjutan dalam produksi kelapa sawit, hanya lima yang datang. Ketika kami menyebutkan dokumentasi dan meminta salinan sertifikat tanah mereka, banyak orang khawatir tanah mereka akan hilang,” kenangnya.

Setelah melalui serangkaian diskusi dan persuasi, beberapa petani tertarik untuk mengikuti pelatihan. “Kami meyakinkan mereka bahwa itu adalah hal yang baik untuk masa depan dan generasi berikutnya dan tidak ada ruginya sama sekali ketika kami mencobanya,” tambahnya. 

“Hal yang baik dari pelatihan ini adalah para petani tidak hanya belajar tentang Best Management Practices sesuai standar RSPO, tetapi mereka juga dapat belajar bagaimana membentuk dan menjalankan sebuah organisasi.”

Setahun setelah Sertifikasi Awal diperoleh, lanjut Suhaili, kondisinya berpihak pada mereka yang setuju menerapkan sistem pertanian yang baik. “Penjualan Kredit RSPO berjalan dengan baik. Organisasi kami dan anggota melihat hasil yang baik. Dalam beberapa tahun terakhir kami dapat memperkuat struktur organisasi kami dan menyiapkan diversifikasi sehingga anggota dapat memiliki peluang baru di luar kelapa sawit.”

Forum tersebut, menurut Suhaili, merupakan organisasi yang luar biasa karena menghimpun kelompok tani dari lima desa yakni Desa Merlung, Desa Lubuk Terap, Desa Rantau Benar, Desa Pulau Pauh dan Desa Sungai Rotan. Desa-desa tersebut berada di dua kecamatan yakni Merlung dan Renah Mendaluh.

Dalam program keberlanjutan terkait, Forum juga terlibat aktif dalam proyek pelestarian aliran Sungai Pangabuan di Desa Sungai Rotan. Pangabuan, sungai terbesar kedua di Jambi, mengalir melalui puluhan desa di kabupaten tersebut, dan banyak penduduk desa yang bergantung padanya.

“Kami mendirikan tempat perlindungan yang disebut 'Lubuk Larangan' di sungai yang mengalir di Sungai Rotan, di mana ribuan benih ikan dari berbagai spesies dilepaskan secara berkala. Penduduk desa tidak diperbolehkan menangkap ikan menggunakan bahan beracun atau mudah meledak. Akan ada masa panen dan acara ini menjadi daya tarik tersendiri,” ungkap Suhaili.

Dia menggarisbawahi bahwa proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di antara penduduk desa untuk hidup berkelanjutan dan memberikan dampak nyata bagi lingkungan sekitar. “Dengan dukungan masyarakat, kita bisa melestarikan sungai dan menciptakan alam yang lebih sehat untuk generasi mendatang. Proyek ini juga telah didukung dan dipuji oleh pemerintah setempat.”

Suhaili yakin FPS-MRM kini sudah semakin kuat dan sedang mempersiapkan diri untuk merambah ke kegiatan lain. “Ini semacam target jangka panjang, tapi kami yakin bisa melakukan bisnis lain seperti minimarket, penyuplai pupuk bersubsidi, proyek pembibitan, dan mungkin yang lainnya. Kami juga telah membeli sebidang tanah di sebelah kantor kami sekarang. Rencana ini mudah-mudahan akan mendukung anggota kami dan komunitas di lingkungan sekitar.”

Untuk target jangka pendek, jelasnya, Forum ingin mempertahankan Sertifikasi RSPO dengan jumlah anggota lebih banyak dalam jangka waktu yang lebih lama. “Sekitar 500 petani telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan FPS-MRM karena mereka telah melihat hasil yang baik untuk anggota saat ini.”

Total area yang dicakup oleh proyek
787.46 ha

Jumlah petani kecil yang mendapat manfaat dari proyek ini
318 Petani kecil

Jumlah/persentase perempuan yang didukung oleh proyek ini
11.95% perempuan dalam proyek ini

Berbagai upaya telah dilakukan anggota kelompok untuk membuktikan bahwa mereka mampu melestarikan sungai, melakukan perubahan dan memperbaiki praktik budidaya kelapa sawit menuju pendekatan yang lebih berkelanjutan. Upaya mereka harus dihargai oleh pemain hilir seperti Produsen Barang Konsumen dan pengecer.

Tunjukkan dukungan Anda dengan membeli kredit RSPO Smallholder. Dengan bantuan Anda, mereka dapat lebih siap untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat pertanian kelapa sawit berkelanjutan dan melindungi lingkungan di sekitar kita. 

Kontak Perwakilan
Suhaili | Manajer Grup | [email dilindungi] |

Kontak Perwakilan

| | |

Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM)

Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM)

Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM)

Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM)